Materi : Seikerei dan Perlawanan Rakyat Singaparna
Setelah menanamkan pengaruhnya di Indonesia, Jepang juga mulai menanamkan budaya mereka kepada masyarakat Indonesia. Beberapa budaya yang ditanamkan adalah menghormat kepada bendera Hinomaro (Bendera Nasional Jepang), menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan melakukan gerakan Seikerei (memberikan penghormatan kepada Kaisar jepang dengan cara menghadap matahari terbit).
Dari beberapa hal yang ditekankan tersebut, hanya gerakan seikerei lah yang ditolak oleh masyarakat Indonesia. Dalam agma Shinto yang di anut orang-orang Jepang, Seikerei adalah penghormatan kepada dewa matahari dengan cara membungkukkan badan mengarah ke matahari terbit.
Oleh beberapa tokoh, gerakan ini merupakan gerakan yang mirip dengan gerakan pada shalat, sehingga ditentnag oleh beberapa tokoh ulama. Beberapa tokoh yang menentang gerakan seikerei ini adalah tengku Abdul Jalil dari Cot Plieng, Aceh dan KH Zainal Mustafa dari Singaparna, Jawa Barat.
KH Zainal Mustafa sendiri bersama santrinya di pesantren Sukamanah melakukan penolakan terhadap gerakan ini karena gerakan ini mirip dengan gerakan shalat. Bahkan KH Zainal Mustafa menyatakan bahwa gerakan tersebut menyinggung perasaan umat islam, dan termasuk perbuatan syirik.
Akan tetapi penghormatan kepada bendera hinomaru yang dianggap simbol matahari dan gerakan seikerei untuk menghormat kepada dewa matahari ini sangat ditekankan oleh tentara Jepang, sehingga siap yang menolak maka dianggap membangkang dan Jepang tidak segan-segan memberi hukuman berat.
Melihat hal demikian, KH Zainal Mustafa kemudian menyusun kekuatan untuk melakukan pemberontakan dengan membantuk pasukan di pesantren Sukamanah. Awalnya Jepang mengutus perwakilannya untuk melakukan perundingan dengan KH Zainal Mustafa, akan tetapi utusan tersebut kemudian tewas dan akhirnya Jepang menggunakan kekerasan untuk mengahiri perlawanan tersebut.
Tanggal 25 Pebruari 1944 terjadilah pertempuran antara pasukan Jepang dengan rakyat yang dipimpin oleh KH Zainal Mustafa. Namun, karena kekuatannya tidak seimbang, perlawanan ini dapat ditumpas Jepang. Banyaknya Pengikut K.H Zaenal Mustafa ditangkap dan pada tanggal 25 Oktober 1944 ia bersama para pengikutnya yang tertangkap dijatuhi hukuman mati.
Post a Comment for "Materi : Seikerei dan Perlawanan Rakyat Singaparna"
Silahkan tinggalkan komentar...
diharapkan gunakanlah kata-kata yang sopan...
Komentar yang mengandung spam dan semacamnya akan di hapus
terima kasih